dhafri

Assalamualaikum Wr. Wb.

Kamis, 22 Desember 2011

Tentang Infeksi Saluran Kemih


A. Pengertian Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih akut dapat dibagi menjadi dua kategori umum berdasarkan lokasi anatomi Infeksi saluran bagian bawah (Uretritis,sistitis dan prostatitis )dan infeksi bagian saluran atas (pieolonefritis akut,abses internal,dan abses perinefrik )infeksi pada berbagai lokasi ini dapat terjadi bersama atau sendiri dan dapat asimtomatik atau dengan gejala klinis.Infeksi uretra dan kandung kemih sering dianggap infeksi superficial (atau mukosa), sedangkan prostatitis, pieolonefritis, dan suparansi ginjal menandakan adanya inuasi kedalam jaringan. secara mikrobiologis, dikatakan infeksi saluran kemih jika di temukan mikroorganisme pathogen dalam urin, uretra, kandung kemih, ginjal atau prostrate. Infeksi berulang setelah terapi antibiotika dapat terjadi akibat tetap adanya jenis kuman yang pertama kali menginfeksi yang ditentukan oleh identifikasi spesies, serotype, antibiogram, atau karena infeksi  ulang oleh kuman jenis lain .infeksi berulang oleh “jenis kuman yang sama” dalam waktu dua minggu setelah penghentian pengobatan dapat di sebabkan oleh infeksi prostrate atau ginjal yang belum selesai (di sebut kambuh) atau akibat kolonialisasi kuman pada vagina yang peristen yang cepat menyebabkan infeksi ulang pada kandung kemih. gejala-gejala disuria urgensi dan frekuensi yang tidak disertai dengan bakteriuria yang bermakna disebut sindroma uretra akut.istilah ini kurang tepat secara anatomik karena banyak kasus sindroma uretra sebenarnya merupakan infeksi kandung kemih.
Secara epidemologis, infeksi saluran kemih sebaiknya dibagi menjadi infeksi yang berhubungan dengan kateter (atau noso kimial) dan infeksi yang tidak berhubungan dengan kateter (atau dapat di sebut komonitas). Dari kedua kategori di atas infeksi di bagi menjadi dua yaitu infeksi simtomatik dan infeksi asimtomatik infeksi akut pada pasien yang tidak dikateter sering terjadi, terutama pada kaum perempuan. Infeksi ini terjadi pada -3% anak perempuan usia sekolah dan insidensinya meningkat jelas berkaitan dengan awitan aktifas seksual pada masa remaja sebagian besar infeksi akut sintomatik terjadi pada perempuan muda. Infeksi saluran kemih akut jarang didapatkan pada anak-anak lelaki dibawah 50 tahun.
Banyak macam organisme yang dapat menginfeksi saluran kemih, tapi sejauh ini agen yang paling umum adalah basil gram negatif. Eschercia coli menyebabkan kira-kira 80% infeksi akut pada pasien tanpa kateter, kelainan saluran kemih atau batu. Bakteri batang gram negatif lainnya, terutama proteus dan klebsiela dan kadang enterobacter, berperan pada sebagian kecil infeksi ringan. Ditambah serratia dan pseudomonas menjadi semakin penting pada infeksi berulang dan infeksi yang berkaitan dengan urologi, batu atau sumbatan. Spesies proteus, melalui produksi urease dan spesies klebsila, melalui produksi lumpur dan polisak rarida ekstraseluler, memberikan kecenderungan pembentukan batu dan lebih sering didapat pada pasien dengan batu, dan kokus gram positif memainkan peranan yang lebih kecil pada infeksi saluran kemih. Namun, stpahylococus aureus menyebabkan infeksi pada pasien dengan batu ginjal atau pasien yang mendapat tindakan sebelumnya. Pada kaum perempuan lain dengan gejala-gejala infeksi saluran kemih akut, pluria dan urin yang steril (bahkan dari hasil aspirasi supra ubit), kuman penyebab ureatritis yang ditularkan melalui hubungan seks seperti clamedia trachomatis, neisserla gonoroeae dan virus herpes simpleks merupakan kuman penyebab utama.

B. Patogenitas dan Sumber Infeksi
Saluran kemih harus dilihat sebagai satu unit anatomi tunggal berupa saluran yang berkelanjutan mulai dari uretra sampai ginjal pada sebagian besar infeksi bakteri dapat mencapai kandung kemih melalui uretra. Introitus vagina dan uretra distal secara normal dialami oleh spesies-spesies diftoreid streptopokus, laktobasilus, stavilokopus tapi tidak dijumpai basil gram usus negatif yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih. Namun, pada perempuan muda mengalami sistitis, didapatkan organisme usus gram negatif yang bisa terdapat dalam usus besar pada intromus, kulit   periuretra, dan uretra bagian bawah sebelum atau selama terjadi bakteriuria.
Pada keadaan normal, bakteri yang dalam kandung kemih dapat segera hilang. Sebagian karena efek pengeceran dan pembilasan ketika buang air kecil tapi juga akibat daya anti bakteri  urin dan mukosa kandung kemih kebanyakan orang orang normal dapat menghemat atau membunuh bakteri terutama karena konsentrasi urea dan osmolaritasurin yang tinggi sekreasi broskrat juga mempunyau daya anti baktei , leokositpalimor dalam membersiskan bakteriuria. peranan antibody yang di hasilkan setempat belum jelas.

C. Infeksi Saluran Kemih Pada Wanita
Uretra perempuan cenderung didiami oleh basil gram negative ,karena letaknya anus, ukuranya pendek (ukuranya 40 cm ) dan berakhir di labia, pijatan uretra seperti terjadi hubungan sesksual menyebabkan masuknya bakteri kedalam kandung kemih dan merupakan hal penting dalam patogenesis  infeksi saluran kemih pada perempuan muda (buang air kecil setelah hubungan seksual sudah terbukti menurunkan resiko sistis, mungkin karena tindakan ini meningkatkan eradiksi bakteri yang masuk hubungan seksual ) di samping itu, penggunaan diafragma dan spermidis ternyata mengubah flora bakteri flora bakteri normal pada introitus dan perhubungan dengan tindakan yang nyata kolonisasi ecoli pada vagina serta meningkatkan infeksi pada saluran kemih . Pada laki laki, prostatitis atau sumbatan uretra karena hipertrofi prostate merupakan factor predisposisi yang paling penting untuk terjadinya bakteriuria. Homoseksual juga cenderung meningkatkn resiko sistis mungkin berkaitan dengan hubungan seksual secara rectal laki-laki yang terinfeksi .Hiv dengan jumlah sel t-cd-4- positif kurang dari zoosel per mikro liter akhir-akhir ini terbukti meningkatkan resiko bakteriuria dan infeksi saluran kemih sistomatik.
Pada wanita yang sedang hamil tergantung pada status social ekonomi ,infeksi saluran kemih didapatkan pada 2-8% perempuan hamil. Secar khusus, infeksi simtomatik saluran kemih bagian atas lebih sering didapat selama kehamilan :20-30% perempuan hamil dengan bakteriuria tanpa gejala akirnya berkembang menjadi pielonefritis. Kecendrungan infeksi saluran kemih bagian atas selama kenamilan ini disebabkan oleh penurunan kekuatan ureter, peristaltic ureter, dan inkopentensi sementara sementara katup vasiokoureteral yang terjadi selama hamil. Katerisasi kandungan kemih selama atau sesudah melahirkan menyebabkan infeksi tambahan. Sistis dan pieofritis tidak lebih sering dijumpai pada perempuan dengan keracunan kehamilan dengan perempuan hamil lainya. Peningkatan prevekuensi prematuritas dan kematian bayi baru lahir disebabkan oleh infeksi saluran kemih Selama kehamilan, terutama yang melibatkan saluran kemih bagian atas.

D. Faktor dan Penyebab
Faktor Virulensi bakteri mempengaruhi kemungkinan strain tertentu, begitu dimasukan kedalam kandung kemih menyebabkan infeksi traktus urinarium yang utuh. Keretakan bakteri pada awal uroetipel merupakan langkah pertama yang penting pada awal infeksi, untuk e. coli dan proteus, fimbria ( apendiks proteina ceocus permukaan menyerupai rambut ) memerantari perlekaitan bakteri ke reseptor spesifik epitel. Hampir semua strain ecoli yang menyebabkan pieolenifitis pada pasien dengan traktus urinarius normal secara anatomic mempunyai pilus tertentu ( pilus p atau pilus gall-gal )yang memerantai perlekatan pada bagian digalaktosida  dan glikosfingolipid yang ada diuroepitel. Pada pasien gangguan fungsional atau dari traktur infeksi sering disebabkan oleh strain bakteri yang mengurangi sifat uropatogenik ini, menyatakan secara  tidak langsung bahwa sifat ini tidak di perlukan untuk infeksi traktus urinarius yang terganggu.
Semakin banyak yang mendukung bahwa factor genetic penjamu mempengaruhi. Kerentanan terhadap infeksi uranius. Jumlah dan tipe resptor pada sel uroepitil tempat bakteri menempel dapat ditentunkan setidaknya sebagian, secara genetic.juga yelah ditunjaukan bahwa secretor antigen golongan darah mungkin mempunyai resiko infeksi urinarius rekuren yang meningkat, yang dapat berhubungan dengan profil berbeda glikolipid dapat di tentukan
E. Lokasi Infeksi
Infeksi yang mengalami traktus urinarius bagian atas biasanya menyebabkan antibody  serum secara signifikan yang ditunjukan antigen 0 strain yang terinfeksi. Infeksi ini juga menghasilkan efek temporer pada kemampuan ginjal untul mengkonsentrasi banyak pasien dan mungkin disertai dengan pembentukan silinder darah putih. Test yang lebih sensitive untuk menbedakan pieolinefritis dengan sistis. (katerisasi uretra bilateral dengan tekhnik pencucian kandung kemih berasl dari fairlay ) bersifat infasif dan terlalu kompleks untuk praktik klinis rutin. Test yang lebih mudah untuk noninvasive untuk infeksi saluran bagian atas dengan bagian bawah yang didasrkan pada antibody yang melapisi baktri dalam urin tidak mempunyai spesifik dan sensivitas yang cukup berharga pada piƱatalaksanaan klinis pasien secara rutin.

F. Gambaran Klinis
Tanda dan gejala klinis tidak dapat dipercaya dalam mendiagnosis infeksi saluran kemih secara tepat atau menentukan lakosi infeksi. Perhitungan dan jumlah bakteri dalam urin merupakan tindakan diagnosis yang pada infeksi saluran kemih bergejala biasanya dapat ditunjukan sejumlah besar bakteri uropatogen.perkiraan jumlah bakteri dalam contoh urin yang dikeluarkan jumlah melalui buang air kecil yang sesuai aturan memungkinkan untuk membedakan kontaminan dari bakteriuria sesungguhnya.karena jumlah bakteri yang besar dalam kandungan kemih  sebagai akibat perkambangan bakteri selama berada dalam kandung kemih, contoh urin ureter atau pelvis rebal mungkin mengandung kurang 10 bakteri per millimeter, tetapi sudah menunjukan infeksi, pada beberapa  ( antibiotika, konsentrasi urea yang tinggi, osmolaritas yang tinggi, PH rendah ) urin akan menghambat perkrembangbiakan bakteri, mengakibatkan jumlah bakteri yang lebih sedikit pada infeksi. Maka larutan anti septic biasanya tidak digunakan untuk membersihkan daerah sekitar uretra sebelum mengumpulkan contoh urin. Diuresis dengan air atau buang air kecil sebelum pengambilan contoh urin juga menurunkan jumlah bakteri dalam urine.
Metode deteksi bekteriurea yang cepat sudah di kembalikan sebagai alternative metode biakan batu. Metode ini mendektesi pertumbuhan bakteri dengan mengunakan fotometer, biolomines, atau cara lain dengan cepat memberi hasil biasa nya dalam 1-2 jam. Metode ini secara umum mempunyai sentitiv 95-98 % dan > 99%  nilai prediksi negative di bndingkan dengan biakan urine, jika bakteriurea didefiniikan sebagi unit yang terdiri atas koloni permiliter umum.

G. Infeksi Saluran Kemih yang Berhubungan dengan Kateter
Bakteri urea dijumpai paling sedikit 10-15% pasien rawat inap dengan kateter uretra yang terus terpasang. Resiko infeksi adalah sekitar 3-5% per hari kateterisasi proteus, pseudomonas, klepsiella, dan seratia selain e.choli biasanya yang menyebabkan infeksi ini. Faktor yang berhubungan dengan peningkatan resiko infeksi adalah jenis kelamin perempuan, lamanya pemasang kateter, beratnya penyakit yang mendasari, pemutusan hubungan kateter dan pipa dramase, cara perawatan kateter dan diberikannya anti mikroba sistemik
Infeksi terjadi jika bakteri mencapai kandung kemih melalui salah satu dari dua jalur migrasi melalui jalannya urin dalam lumen kateter (jalur intra luminal) atau menjalar keatas mengikuti selubung diluar kateter (jalur perioretra). Kuman pathogen yang dapat di rumah sakit mencapai kateter pasien atau sistem pengumpulan urin atau pada jalan masuk drainese kemudian bakteri naik secara intra luminal kedalam kantung kemih dalam 24-27 jam. Cara lain, flora dalam usus besar pasien sendiri berdiam dikulit perineum dan daerah periuretra dan mencapai kandung kemih melalui permukaan luar kateter. Jalur ini sangat umum terjadi pada perempuan. Penelitian terbaru menunjukkan peran penting perlekatan pertumbuhan bakteri seperti ini pada biofilm dipermukaan dalam kateter tentunya akan menghasilkan pembentukan krusta yang terdiri atas bakteri, glikokalices bakteri, protein urin penderita dan garam urin. Pembentukan krusta merupakan tempat baik untuk bakteri dan dapat melindungi mereka dari anti mikroba dan sel fagosit secara klinis, kebanyakan infeksi yang berhubungan dengan kateter menimbulkan gejala ringan tanpa demam dan sering sembuh setelah pelepasan kateter. Juga diperkirakan bahwa bakterioria pada pasien rawat inap yang dipasang kateter berhubungan pada infeksi saluran kemih bergejala, biasanya dapat ditunjukkan sejumlah besar bakteri uropatogen perkiraan jumlah bakteri dalam contoh urin yang dikeluarkan melalui buang air kecil yang sesuai aturan memungkinkan untuk membedakan kontaminan dari bakteri uretra sesungguhya. Karena jumlah bakteri yang besar dalam urin kandung kemih sebagian akibat perkembangan bakteri selama berada dalam kandung kemih, contoh urin ureter atau pelfisrenal mungkin mengandung kurang 105 bakteri per millimeter, tetapi sudah menunjukkan adanya infeksi. Pada beberapa keadaan (antibiotika,konsentrasi, urea yang tinggi osmolaritas yang yang tinggi, ph rendah ) urin akan menghambt perkembangan bakteri, mengakibatkan jumlah bakteri yang lebih sedikit pada keadaan infeksi. Maka larutan antiseptic sebauiknya tidak di gunakan untuk membersihkan daerahsekitar uretra sebelum mengumpulkan contoh uerin. Juga menurunkan jumlah bekteri dalam urin
Metode deteksi pada bakteriurea yang cepat sudah di kembangkan sebagi alternative netode biakan batu .metode ini mengunakan fotometer bioumenese atau cara lain dengan cept memberi hasil biasanya dala 1-2 jam .metode ini secara umum mempunyai sensivitas  95-98 % dan > 98 % nilai prediksi negative dibandingkn denagn biakan urine, jika bakteriurea didefinisikan  sebagi unit yang terdiri atas 10 5
            Koloni permilimeter urin dengan peningkatan resiko relative kematian kira-kira  tiga kali di bandingkan dengan pasien yang tanpa bakteriurea. Infeksi saluran kemih yang berhubungan denagn kateter sebagian dapat di cegah dengan pemasangan kateter dan perawatan kateter dengan mengusahakan memperkecil infeksi . cara pencegahanya lainya, pemberin seleb anti mikroba  sistematik jangka pendek, pemberin seleb anti mikroba secara topical pada peuretra pada kantong drainse, memang dapat melindungi pada uji coba tapi tidak dia anjurkan untuk pemakian umum.Meskipun sudah di laksanakan pencegahan sebagian besar pasien dengan pemasangan kateter lebih dari dua minggu akhirnya mengalami bakteriurea. Pelepasdan katetert dan pemberian antibiotika.yang peka untuk organisme waktu singkat merupakan tindakan terbaik dan hamper selalu menghilangkan bakteriuria
            Bebera pasien di rumah sakit rumah perawatan memerlukan kateterin kandung kemih jangka panjang atau semipermanen. Usaha pencegahan banyak yang tidak berhasil dan pada umumnya pasien dengan pemasangan kateter kronik seperti ini akan mengalami bakteriurea. Jika memungkinkan kateintermitan oleh perawatan atau pasien akan menurunkan kejadian bakteriuria dan komplikasi yang menyertai dengan pasien ini.pemberian siberikan jika ada infeksi dengan gejala, terapi pengobatan harus diberikan jika muncul infeksi dua gejala, tetapi pengobatan bakteriuria tanpa gejala tidak menguntungkan yang ada.

H. Terapi
Beberapa prinsip tetapi harus mendasari infeksi saluran kemih
1.      Pada sebagian besar keadaan, biakan urin kuantiatik dengan pengecatan dram positif,atau uji diagnostic cepat lainya harus dilakukan untuk memastikan adanya infeksi sebelum dimulai pengibobatan, setelah didapatkan hasil biakan,sebaiknya dilakukan uji kepekaan untuk menetukan pengobatan
2.      Factor prediposisi infeksi sumbatan, kelelainan saraf kandungan kemih, dan lain sebagainya, harus dicari dan diperbaiki jika memungkinkan
3.      Berkurangnya gejala klinis tidak selalu menunjukan penyembuhan bakteriologis
4.      Setelah selesai terapi setiap pengobatan di kelompokan, menjadi gagal (gejala atau bakteriurea tiap ada selama pengobatan atau pada biakan urin segera setelah pengobatan ( Berkurangnya gejala dan berkurangnya Bakteriurea ) infeksi berulang di golongkan menjadi infeksi bakteri yang sama atu berbeda serta infeksi dari dalam 2 minggu setelah penghentian terapi ) atau lambat
5.      Secara umum saluran kemih bagian bawah tanpa komplikasi memberi respon terhadap pengobatan dengan dosis rendah dan jangka waktu yang pendek, sedangkan infeksi saluran kemih bagian atas memerlukan waktu yang lama. Setelah pengobatan terjadinya kekambuhan dini dengan jenis kuman yang sama berasal dari infeksi saluran kemih bagian atas yang belum sembuh (biasanya setelah terapi sistik ) jangka pendek berasl dari kelompok kolonalisasi vagina yang menetap bukan akibat infeksi kabdungan kemih berulang. Kekmbuhan lebih dari dua minggu setelah penghentian terapi selalu karena infeksi ulang meski beberapa infeksi oleh jenis kuman yang sama
6.      Infeksi yang didapat dari komunitas, terutama infeksi pertama kali biasanya akibat jenis kuman yang sama yang peka terhadap antibiotika
7.      Pasien dengan infeksi ulang, mengalai tindakan dan rawat inap berulang harus dicurigai mengandung kuman yang resisten

Pengobatan pada perempuan  dengan uretris tergantung pada kuman penyebab yangbterlibat.pada infeksi klamida, sebaiknya digunakan doksisiklin (100 gram dua kali per tuju hari )wanita dengan disuria akut dan frekuensi, bahkan urin negative dan tidak ada piurea tidak berespon untuk antibiotika
Pada kehamilan, sistis akut dapat di obati dengan amoksilin, netrufantion, atau selaospirin selama 3-7 hari. Semua perempuan hamil harus di periksa adanya bakteriurea tanpa gejala tanpa trismeter pertama dan jika didapati bakteriuriea harus diobati dengan obat yang ada di atas. Setelah pengobatan sebaiknya dibuat biakan untuk memastikan penyembuhan dan diulangi setiap bulanya
Bakteriurea harus di tentukan melalui paling sedikit dua biakan positif sebelum di berikan pengobatan. Mula-mula di berikan peroral yang masih peka untuk organisme yang menginfeksi selama 7 hari.jika tertetap terjadi bakteriurea pada kebamnyakan pasien tidak perlu di berikan pengobatan lebih lanjut pasien berisiko tinggi neutropia cangkok ginjal atau dengan komplikasi lainya memungkinkan memasukan pengobatan yang lebih lama.

I. Pencegahan
            Pasien yang sering mengalami infeksi bergejala mendapatkan keuntungan dengan pemberian anti biotic dosis rendah untuk jangka waktu yang panjang untuk mencegah kekambuhan. Dosistrimetropin-sufa metra kasol (80 mg trimetropin 400 gram sulfa metakasol, trimetropin saja (100 mg )atau (netrofufah 50 mg) setiap hari atau tiga kali seminggu sangat efektif. Pencegahan baru di mulai setelah bakteriureal di hilangkan dengan panduan obat dan dosis penuh.wanita mengalami lebih dari dua infeksi setiap 6 bulan sebaiknya dipertimbangkan untuk mengobati seperti ini. Pasien ini yang mendapatb manfaat dari pengobatan pencegahaan ini adalah laki lakin dengan prostatitis kronik menjalani prostaktetomi sesudah operasi dan perempuan dengan bakteriureal tanpa gejala. Semua perempuan hamil harus di periksa adanya bakteriureal pada trimester petama dan harus di obati jika di temukan bakteriureal.