A. Pengertian Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih akut dapat dibagi menjadi dua
kategori umum berdasarkan lokasi anatomi Infeksi saluran bagian bawah
(Uretritis,sistitis dan prostatitis )dan infeksi bagian saluran atas
(pieolonefritis akut,abses internal,dan abses perinefrik )infeksi pada berbagai
lokasi ini dapat terjadi bersama atau sendiri dan dapat asimtomatik atau dengan
gejala klinis.Infeksi uretra dan kandung kemih sering dianggap infeksi
superficial (atau mukosa), sedangkan prostatitis, pieolonefritis, dan suparansi
ginjal menandakan adanya inuasi kedalam jaringan. secara mikrobiologis,
dikatakan infeksi saluran kemih jika di temukan mikroorganisme pathogen dalam
urin, uretra, kandung kemih, ginjal atau prostrate. Infeksi berulang setelah
terapi antibiotika dapat terjadi akibat tetap adanya jenis kuman yang pertama
kali menginfeksi yang ditentukan oleh identifikasi spesies, serotype,
antibiogram, atau karena infeksi ulang
oleh kuman jenis lain .infeksi berulang oleh “jenis kuman yang sama” dalam
waktu dua minggu setelah penghentian pengobatan dapat di sebabkan oleh infeksi
prostrate atau ginjal yang belum selesai (di sebut kambuh) atau akibat
kolonialisasi kuman pada vagina yang peristen yang cepat menyebabkan infeksi
ulang pada kandung kemih. gejala-gejala disuria urgensi dan frekuensi yang
tidak disertai dengan bakteriuria yang bermakna disebut sindroma uretra
akut.istilah ini kurang tepat secara anatomik karena banyak kasus sindroma
uretra sebenarnya merupakan infeksi kandung kemih.
Secara epidemologis, infeksi saluran kemih sebaiknya
dibagi menjadi infeksi yang berhubungan dengan kateter (atau noso kimial) dan
infeksi yang tidak berhubungan dengan kateter (atau dapat di sebut komonitas).
Dari kedua kategori di atas infeksi di bagi menjadi dua yaitu infeksi
simtomatik dan infeksi asimtomatik infeksi akut pada pasien yang tidak
dikateter sering terjadi, terutama pada kaum perempuan. Infeksi ini terjadi
pada -3% anak perempuan usia sekolah dan insidensinya meningkat jelas berkaitan
dengan awitan aktifas seksual pada masa remaja sebagian besar infeksi akut
sintomatik terjadi pada perempuan muda. Infeksi saluran kemih akut jarang
didapatkan pada anak-anak lelaki dibawah 50 tahun.
Banyak macam organisme yang dapat menginfeksi saluran
kemih, tapi sejauh ini agen yang paling umum adalah basil gram negatif.
Eschercia coli menyebabkan kira-kira 80% infeksi akut pada pasien tanpa
kateter, kelainan saluran kemih atau batu. Bakteri batang gram negatif lainnya,
terutama proteus dan klebsiela dan kadang enterobacter, berperan pada sebagian
kecil infeksi ringan. Ditambah serratia dan pseudomonas menjadi semakin penting
pada infeksi berulang dan infeksi yang berkaitan dengan urologi, batu atau
sumbatan. Spesies proteus, melalui produksi urease dan spesies klebsila,
melalui produksi lumpur dan polisak rarida ekstraseluler, memberikan
kecenderungan pembentukan batu dan lebih sering didapat pada pasien dengan
batu, dan kokus gram positif memainkan peranan yang lebih kecil pada infeksi
saluran kemih. Namun, stpahylococus aureus menyebabkan infeksi pada pasien
dengan batu ginjal atau pasien yang mendapat tindakan sebelumnya. Pada kaum
perempuan lain dengan gejala-gejala infeksi saluran kemih akut, pluria dan urin
yang steril (bahkan dari hasil aspirasi supra ubit), kuman penyebab ureatritis
yang ditularkan melalui hubungan seks seperti clamedia trachomatis, neisserla
gonoroeae dan virus herpes simpleks merupakan kuman penyebab utama.
B. Patogenitas dan Sumber Infeksi
Saluran kemih harus dilihat sebagai satu unit anatomi
tunggal berupa saluran yang berkelanjutan mulai dari uretra sampai ginjal pada
sebagian besar infeksi bakteri dapat mencapai kandung kemih melalui uretra.
Introitus vagina dan uretra distal secara normal dialami oleh spesies-spesies
diftoreid streptopokus, laktobasilus, stavilokopus tapi tidak dijumpai basil
gram usus negatif yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih. Namun, pada
perempuan muda mengalami sistitis, didapatkan organisme usus gram negatif yang
bisa terdapat dalam usus besar pada intromus, kulit periuretra, dan uretra bagian bawah sebelum
atau selama terjadi bakteriuria.
Pada keadaan normal, bakteri yang dalam kandung kemih
dapat segera hilang. Sebagian karena efek pengeceran dan pembilasan ketika
buang air kecil tapi juga akibat daya anti bakteri urin dan mukosa kandung kemih kebanyakan
orang orang normal dapat menghemat atau membunuh bakteri terutama karena
konsentrasi urea dan osmolaritasurin yang tinggi sekreasi broskrat juga
mempunyau daya anti baktei , leokositpalimor dalam membersiskan bakteriuria.
peranan antibody yang di hasilkan setempat belum jelas.
C. Infeksi Saluran Kemih Pada Wanita
Uretra perempuan cenderung didiami oleh basil gram
negative ,karena letaknya anus, ukuranya pendek (ukuranya 40 cm ) dan berakhir
di labia, pijatan uretra seperti terjadi hubungan sesksual menyebabkan masuknya
bakteri kedalam kandung kemih dan merupakan hal penting dalam patogenesis infeksi saluran kemih pada perempuan muda
(buang air kecil setelah hubungan seksual sudah terbukti menurunkan resiko
sistis, mungkin karena tindakan ini meningkatkan eradiksi bakteri yang masuk
hubungan seksual ) di samping itu, penggunaan diafragma dan spermidis ternyata
mengubah flora bakteri flora bakteri normal pada introitus dan perhubungan
dengan tindakan yang nyata kolonisasi ecoli pada vagina serta meningkatkan
infeksi pada saluran kemih . Pada laki laki, prostatitis atau sumbatan uretra
karena hipertrofi prostate merupakan factor predisposisi yang paling penting
untuk terjadinya bakteriuria. Homoseksual juga cenderung meningkatkn resiko
sistis mungkin berkaitan dengan hubungan seksual secara rectal laki-laki yang
terinfeksi .Hiv dengan jumlah sel t-cd-4- positif kurang dari zoosel per mikro
liter akhir-akhir ini terbukti meningkatkan resiko bakteriuria dan infeksi
saluran kemih sistomatik.
Pada wanita yang sedang hamil tergantung pada status
social ekonomi ,infeksi saluran kemih didapatkan pada 2-8% perempuan hamil.
Secar khusus, infeksi simtomatik saluran kemih bagian atas lebih sering didapat
selama kehamilan :20-30% perempuan hamil dengan bakteriuria tanpa gejala
akirnya berkembang menjadi pielonefritis. Kecendrungan infeksi saluran kemih
bagian atas selama kenamilan ini disebabkan oleh penurunan kekuatan ureter,
peristaltic ureter, dan inkopentensi sementara sementara katup vasiokoureteral
yang terjadi selama hamil. Katerisasi kandungan kemih selama atau sesudah
melahirkan menyebabkan infeksi tambahan. Sistis dan pieofritis tidak lebih
sering dijumpai pada perempuan dengan keracunan kehamilan dengan perempuan
hamil lainya. Peningkatan prevekuensi prematuritas dan kematian bayi baru lahir
disebabkan oleh infeksi saluran kemih Selama kehamilan, terutama yang
melibatkan saluran kemih bagian atas.
D. Faktor dan Penyebab
Faktor Virulensi bakteri mempengaruhi kemungkinan
strain tertentu, begitu dimasukan kedalam kandung kemih menyebabkan infeksi
traktus urinarium yang utuh. Keretakan bakteri pada awal uroetipel merupakan
langkah pertama yang penting pada awal infeksi, untuk e. coli dan proteus,
fimbria ( apendiks proteina ceocus permukaan menyerupai rambut ) memerantari
perlekaitan bakteri ke reseptor spesifik epitel. Hampir semua strain ecoli yang
menyebabkan pieolenifitis pada pasien dengan traktus urinarius normal secara
anatomic mempunyai pilus tertentu ( pilus p atau pilus gall-gal )yang
memerantai perlekatan pada bagian digalaktosida
dan glikosfingolipid yang ada diuroepitel. Pada pasien gangguan
fungsional atau dari traktur infeksi sering disebabkan oleh strain bakteri yang
mengurangi sifat uropatogenik ini, menyatakan secara tidak langsung bahwa sifat ini tidak di
perlukan untuk infeksi traktus urinarius yang terganggu.
Semakin banyak yang mendukung bahwa factor genetic
penjamu mempengaruhi. Kerentanan terhadap infeksi uranius. Jumlah dan tipe
resptor pada sel uroepitil tempat bakteri menempel dapat ditentunkan setidaknya
sebagian, secara genetic.juga yelah ditunjaukan bahwa secretor antigen golongan
darah mungkin mempunyai resiko infeksi urinarius rekuren yang meningkat, yang
dapat berhubungan dengan profil berbeda glikolipid dapat di tentukan
E. Lokasi Infeksi
Infeksi yang mengalami traktus urinarius bagian atas
biasanya menyebabkan antibody serum
secara signifikan yang ditunjukan antigen 0 strain yang terinfeksi. Infeksi ini
juga menghasilkan efek temporer pada kemampuan ginjal untul mengkonsentrasi
banyak pasien dan mungkin disertai dengan pembentukan silinder darah putih.
Test yang lebih sensitive untuk menbedakan pieolinefritis dengan sistis.
(katerisasi uretra bilateral dengan tekhnik pencucian kandung kemih berasl dari
fairlay ) bersifat infasif dan terlalu kompleks untuk praktik klinis rutin.
Test yang lebih mudah untuk noninvasive untuk infeksi saluran bagian atas
dengan bagian bawah yang didasrkan pada antibody yang melapisi baktri dalam
urin tidak mempunyai spesifik dan sensivitas yang cukup berharga pada
piƱatalaksanaan klinis pasien secara rutin.
F. Gambaran Klinis
Tanda dan gejala klinis tidak dapat dipercaya dalam
mendiagnosis infeksi saluran kemih secara tepat atau menentukan lakosi infeksi.
Perhitungan dan jumlah bakteri dalam urin merupakan tindakan diagnosis yang
pada infeksi saluran kemih bergejala biasanya dapat ditunjukan sejumlah besar
bakteri uropatogen.perkiraan jumlah bakteri dalam contoh urin yang dikeluarkan
jumlah melalui buang air kecil yang sesuai aturan memungkinkan untuk membedakan
kontaminan dari bakteriuria sesungguhnya.karena jumlah bakteri yang besar dalam
kandungan kemih sebagai akibat
perkambangan bakteri selama berada dalam kandung kemih, contoh urin ureter atau
pelvis rebal mungkin mengandung kurang 10 bakteri per millimeter, tetapi sudah
menunjukan infeksi, pada beberapa (
antibiotika, konsentrasi urea yang tinggi, osmolaritas yang tinggi, PH rendah )
urin akan menghambat perkrembangbiakan bakteri, mengakibatkan jumlah bakteri
yang lebih sedikit pada infeksi. Maka larutan anti septic biasanya tidak
digunakan untuk membersihkan daerah sekitar uretra sebelum mengumpulkan contoh
urin. Diuresis dengan air atau buang air kecil sebelum pengambilan contoh urin
juga menurunkan jumlah bakteri dalam urine.
Metode deteksi bekteriurea yang cepat sudah di
kembalikan sebagai alternative metode biakan batu. Metode ini mendektesi
pertumbuhan bakteri dengan mengunakan fotometer, biolomines, atau cara lain
dengan cepat memberi hasil biasa nya dalam 1-2 jam. Metode ini secara umum
mempunyai sentitiv 95-98 % dan > 99%
nilai prediksi negative di bndingkan dengan biakan urine, jika
bakteriurea didefiniikan sebagi unit yang terdiri atas koloni permiliter umum.
G. Infeksi Saluran Kemih yang Berhubungan
dengan Kateter
Bakteri urea dijumpai paling sedikit 10-15% pasien
rawat inap dengan kateter uretra yang terus terpasang. Resiko infeksi adalah
sekitar 3-5% per hari kateterisasi proteus, pseudomonas, klepsiella, dan
seratia selain e.choli biasanya yang menyebabkan infeksi ini. Faktor yang
berhubungan dengan peningkatan resiko infeksi adalah jenis kelamin perempuan,
lamanya pemasang kateter, beratnya penyakit yang mendasari, pemutusan hubungan
kateter dan pipa dramase, cara perawatan kateter dan diberikannya anti mikroba
sistemik
Infeksi terjadi jika bakteri mencapai kandung kemih
melalui salah satu dari dua jalur migrasi melalui jalannya urin dalam lumen
kateter (jalur intra luminal) atau menjalar keatas mengikuti selubung diluar
kateter (jalur perioretra). Kuman pathogen yang dapat di rumah sakit mencapai
kateter pasien atau sistem pengumpulan urin atau pada jalan masuk drainese
kemudian bakteri naik secara intra luminal kedalam kantung kemih dalam 24-27
jam. Cara lain, flora dalam usus besar pasien sendiri berdiam dikulit perineum
dan daerah periuretra dan mencapai kandung kemih melalui permukaan luar
kateter. Jalur ini sangat umum terjadi pada perempuan. Penelitian terbaru
menunjukkan peran penting perlekatan pertumbuhan bakteri seperti ini pada
biofilm dipermukaan dalam kateter tentunya akan menghasilkan pembentukan krusta
yang terdiri atas bakteri, glikokalices bakteri, protein urin penderita dan
garam urin. Pembentukan krusta merupakan tempat baik untuk bakteri dan dapat
melindungi mereka dari anti mikroba dan sel fagosit secara klinis, kebanyakan
infeksi yang berhubungan dengan kateter menimbulkan gejala ringan tanpa demam
dan sering sembuh setelah pelepasan kateter. Juga diperkirakan bahwa
bakterioria pada pasien rawat inap yang dipasang kateter berhubungan pada
infeksi saluran kemih bergejala, biasanya dapat ditunjukkan sejumlah besar
bakteri uropatogen perkiraan jumlah bakteri dalam contoh urin yang dikeluarkan
melalui buang air kecil yang sesuai aturan memungkinkan untuk membedakan
kontaminan dari bakteri uretra sesungguhya. Karena jumlah bakteri yang besar
dalam urin kandung kemih sebagian akibat perkembangan bakteri selama berada
dalam kandung kemih, contoh urin ureter atau pelfisrenal mungkin mengandung
kurang 105 bakteri per millimeter, tetapi sudah menunjukkan adanya
infeksi. Pada beberapa keadaan (antibiotika,konsentrasi, urea yang tinggi
osmolaritas yang yang tinggi, ph rendah ) urin akan menghambt perkembangan
bakteri, mengakibatkan jumlah bakteri yang lebih sedikit pada keadaan infeksi.
Maka larutan antiseptic sebauiknya tidak di gunakan untuk membersihkan
daerahsekitar uretra sebelum mengumpulkan contoh uerin. Juga menurunkan jumlah
bekteri dalam urin
Metode deteksi pada bakteriurea yang cepat sudah di
kembangkan sebagi alternative netode biakan batu .metode ini mengunakan
fotometer bioumenese atau cara lain dengan cept memberi hasil biasanya dala 1-2
jam .metode ini secara umum mempunyai sensivitas 95-98 % dan > 98 % nilai prediksi negative
dibandingkn denagn biakan urine, jika bakteriurea didefinisikan sebagi unit yang terdiri atas 10 5
Koloni
permilimeter urin dengan peningkatan resiko relative kematian kira-kira tiga kali di bandingkan dengan pasien yang
tanpa bakteriurea. Infeksi saluran kemih yang berhubungan denagn kateter
sebagian dapat di cegah dengan pemasangan kateter dan perawatan kateter dengan
mengusahakan memperkecil infeksi . cara pencegahanya lainya, pemberin seleb
anti mikroba sistematik jangka pendek,
pemberin seleb anti mikroba secara topical pada peuretra pada kantong drainse,
memang dapat melindungi pada uji coba tapi tidak dia anjurkan untuk pemakian
umum.Meskipun sudah di laksanakan pencegahan sebagian besar pasien dengan
pemasangan kateter lebih dari dua minggu akhirnya mengalami bakteriurea.
Pelepasdan katetert dan pemberian antibiotika.yang peka untuk organisme waktu
singkat merupakan tindakan terbaik dan hamper selalu menghilangkan bakteriuria
Bebera
pasien di rumah sakit rumah perawatan memerlukan kateterin kandung kemih jangka
panjang atau semipermanen. Usaha pencegahan banyak yang tidak berhasil dan pada
umumnya pasien dengan pemasangan kateter kronik seperti ini akan mengalami
bakteriurea. Jika memungkinkan kateintermitan oleh perawatan atau pasien akan
menurunkan kejadian bakteriuria dan komplikasi yang menyertai dengan pasien
ini.pemberian siberikan jika ada infeksi dengan gejala, terapi pengobatan harus
diberikan jika muncul infeksi dua gejala, tetapi pengobatan bakteriuria tanpa
gejala tidak menguntungkan yang ada.
H. Terapi
Beberapa prinsip tetapi harus mendasari infeksi saluran kemih
1.
Pada sebagian besar keadaan, biakan urin kuantiatik
dengan pengecatan dram positif,atau uji diagnostic cepat lainya harus dilakukan
untuk memastikan adanya infeksi sebelum dimulai pengibobatan, setelah
didapatkan hasil biakan,sebaiknya dilakukan uji kepekaan untuk menetukan
pengobatan
2.
Factor prediposisi infeksi sumbatan, kelelainan saraf
kandungan kemih, dan lain sebagainya, harus dicari dan diperbaiki jika
memungkinkan
3.
Berkurangnya gejala klinis tidak selalu menunjukan
penyembuhan bakteriologis
4.
Setelah selesai terapi setiap pengobatan di kelompokan,
menjadi gagal (gejala atau bakteriurea tiap ada selama pengobatan atau pada
biakan urin segera setelah pengobatan ( Berkurangnya gejala dan berkurangnya
Bakteriurea ) infeksi berulang di golongkan menjadi infeksi bakteri yang sama
atu berbeda serta infeksi dari dalam 2 minggu setelah penghentian terapi ) atau
lambat
5.
Secara umum saluran kemih bagian bawah tanpa komplikasi
memberi respon terhadap pengobatan dengan dosis rendah dan jangka waktu yang
pendek, sedangkan infeksi saluran kemih bagian atas memerlukan waktu yang lama.
Setelah pengobatan terjadinya kekambuhan dini dengan jenis kuman yang sama
berasal dari infeksi saluran kemih bagian atas yang belum sembuh (biasanya
setelah terapi sistik ) jangka pendek berasl dari kelompok kolonalisasi vagina
yang menetap bukan akibat infeksi kabdungan kemih berulang. Kekmbuhan lebih
dari dua minggu setelah penghentian terapi selalu karena infeksi ulang meski
beberapa infeksi oleh jenis kuman yang sama
6.
Infeksi yang didapat dari komunitas, terutama infeksi
pertama kali biasanya akibat jenis kuman yang sama yang peka terhadap
antibiotika
7.
Pasien dengan infeksi ulang, mengalai tindakan dan
rawat inap berulang harus dicurigai mengandung kuman yang resisten
Pengobatan pada perempuan dengan uretris tergantung pada kuman penyebab
yangbterlibat.pada infeksi klamida, sebaiknya digunakan doksisiklin (100 gram
dua kali per tuju hari )wanita dengan disuria akut dan frekuensi, bahkan urin
negative dan tidak ada piurea tidak berespon untuk antibiotika
Pada kehamilan, sistis akut dapat di obati dengan
amoksilin, netrufantion, atau selaospirin selama 3-7 hari. Semua perempuan
hamil harus di periksa adanya bakteriurea tanpa gejala tanpa trismeter pertama
dan jika didapati bakteriuriea harus diobati dengan obat yang ada di atas.
Setelah pengobatan sebaiknya dibuat biakan untuk memastikan penyembuhan dan
diulangi setiap bulanya
Bakteriurea harus di tentukan melalui paling sedikit
dua biakan positif sebelum di berikan pengobatan. Mula-mula di berikan peroral
yang masih peka untuk organisme yang menginfeksi selama 7 hari.jika tertetap
terjadi bakteriurea pada kebamnyakan pasien tidak perlu di berikan pengobatan
lebih lanjut pasien berisiko tinggi neutropia cangkok ginjal atau dengan
komplikasi lainya memungkinkan memasukan pengobatan yang lebih lama.
I. Pencegahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar